I. Kritik terhadap Pendekatan Dominan

Artikel ini muncul sebagai respons kritis terhadap kecenderungan dominan dalam Studi Islam:

  • Pendekatan Normatif-Teologis: Studi Islam sering kali hanya menggunakan perspektif normatif-teologis.
  • Dampak Negatif: Pendekatan ini cenderung menghasilkan pemahaman yang kaku dan terlepas dari konteks sosial-historis yang melingkupi umat Islam dan ajarannya.

II. Argumentasi untuk Integrasi Metode

Penelitian ini mengadvokasi integrasi metode penelitian empiris dan sosiologis sebagai pendekatan komplementer yang sangat dibutuhkan untuk memperkaya wawasan keilmuan Islam.

  • Tujuan Komplementer: Metode empiris dan sosiologis diusulkan untuk bekerja melengkapi, bukan menggantikan, pendekatan teologis yang sudah ada.
  • Fungsi Sosiologis: Artikel ini berpendapat bahwa analisis sosiologis memiliki kemampuan penting untuk menjembatani kesenjangan antara cita-cita ideal yang terkandung dalam teks suci dan realitas sosial yang hidup dan dinamis di masyarakat.

III. Manfaat dan Relevansi Kontekstual

Integrasi dua metode ini memungkinkan ajaran Islam dapat dipahami secara lebih mendalam:

  • Pemahaman Komprehensif: Ajaran Islam yang bersifat universal dapat dipahami secara lebih komprehensif dan kontekstual.
  • Relevansi Zaman: Pendekatan ini memastikan Studi Islam tetap relevan dan mampu memberikan respons yang memadai terhadap tantangan-tantangan modern, seperti globalisasi dan berbagai dinamika sosial yang terus berubah.

IV. Temuan Utama dan Implikasi Teologis

Temuan krusial dari studi kepustakaan kritis ini adalah mengenai hubungan antara pembuktian ilmiah dan nilai sakral ajaran:

  • Penguatan Doktrin: Bukti empiris yang diperoleh dari lapangan (realitas sosial) tidak mereduksi nilai sakral doktrin Islam. Sebaliknya, temuan empiris justru memperkuat fondasi teologis doktrin tersebut dengan memberikan validasi kontekstual.
  • Peningkatan Kualitas Keimanan: Kebenaran ajaran Islam pada akhirnya dapat diyakini tidak hanya melalui penerimaan dogmatis, tetapi juga melalui pembuktian rasional. Hal ini berimplikasi positif pada pendalaman dan peningkatan kualitas keimanan individu.

source : https://rel.ojs.co.id/index.php/jkai/article/view/361/426


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *