Jurnal ini membahas dan menegaskan kembali hakikat ilmu geografi dari sudut pandang filsafat ilmu (Ontologi, Epistemologi, dan Aksiologi) untuk mengatasi masalah spesialisasi berlebihan yang marak terjadi di Indonesia. Spesialisasi ini dikhawatirkan membuat geografi kehilangan ciri khasnya (integratif) dan beririsan dengan ilmu lain, sehingga mengancam eksistensinya.
1. Ontologi Geografi (Hakikat Ilmu)
Ontologi mengkaji hakikat ilmu itu sendiri.
- Objek Kajian: Geografi adalah ilmu yang bersifat integratif dan komprehensif, mengkaji fenomena geosfer secara utuh yang meliputi aspek fisik (alam) dan aspek sosial (manusia).
- Ciri Khas (Pendekatan): Dalam mengkaji fenomena, geografi wajib menggunakan tiga pendekatan utama yang menjadi ciri khasnya, yaitu:
- Pendekatan Keruangan (Spatial): Menganalisis variasi perbedaan lokasi di permukaan bumi.
- Pendekatan Kelingkungan (Ecology): Menganalisis hubungan dan interaksi timbal balik antara manusia dan lingkungan alam.
- Pendekatan Kompleks Wilayah (Regional Complex): Menggabungkan analisis keruangan dan kelingkungan untuk mengkaji suatu wilayah secara komprehensif.
2. Epistemologi Geografi (Cara Mendapatkan Pengetahuan)
Epistemologi membahas cara ilmu geografi memperoleh pengetahuan yang benar.
- Metode: Geografi menggunakan metode kuantitatif dan kualitatif secara bersamaan (induktif dan deduktif).
- Komprehensivitas: Penggabungan kedua metode ini sangat disarankan. Sebagai ilmu yang mengkaji alam dan manusia, analisis kuantitatif saja tidak cukup untuk menjawab permasalahan geografi secara memuaskan. Analisis kualitatif diperlukan untuk memahami aspek aktivitas dan dampak sosial manusia (misalnya, mengkaji dampak gunung berapi tidak hanya secara fisik, tetapi juga peran materialnya sebagai sumber ekonomi masyarakat).
3. Aksiologi Geografi (Nilai dan Kemanfaatan Ilmu)
Aksiologi membahas kebermanfaatan ilmu geografi.
- Relevansi Global: Keberadaan ilmu geografi semakin penting, terutama dalam mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (Sustainable Development Goals).
- Kontribusi: Hasil kajian geografi yang komprehensif (melalui pendekatan fisik dan sosial) memberikan masukan berharga bagi para pengambil kebijakan (stakeholders) dalam mengatasi berbagai isu seperti bencana alam, perubahan iklim, dan tata ruang.
Implikasi dan Kesimpulan
Penulis menyimpulkan bahwa ilmuwan geografi perlu kembali ke landasan filosofis ini. Spesialisasi yang terlalu jauh harus dihindari. Dalam konteks pendidikan, kurikulum geografi di Indonesia perlu direvisi agar tidak lagi menekankan pada hafalan, melainkan diarahkan pada Kompetensi Berpikir Tingkat Tinggi (HOTS) untuk merangsang siswa berpikir kritis dan analitis terhadap fenomena geosfer yang terintegrasi.
source : https://download.garuda.kemdikbud.go.id/article.php?article=1035331&val=6028&title=Geografi%20dalam%20Perspektif%20Filsafat%20Ilmu

Leave a Reply