Latar Belakang Masalah (Ancaman Abad 21)

Abad ke-21 ditandai dengan arus informasi yang cepat dan globalisasi yang masif, membawa dampak positif sekaligus negatif. Dampak negatif yang menjadi ancaman serius bagi karakter generasi muda dan potensi disintegrasi bangsa meliputi:

  1. Ekspansi Budaya Luar: Masuknya budaya asing (seperti K-Pop dan budaya Barat) yang memicu gaya hidup konsumtif, hedonisme, dan mengikis kecintaan terhadap budaya bangsa sendiri.
  2. Paparan Ideologi Berbahaya: Generasi muda rentan terpapar paham radikalisme dan terorisme, di mana Badan Intelijen Negara (BIN) bahkan menyebut hampir setengah generasi muda dan 39% mahasiswa telah terpapar radikalisme.

Peran Pembelajaran Geografi Abad 21

Jurnal ini mengajukan bahwa pendidikan, khususnya melalui pembelajaran geografi, merupakan cara yang efektif untuk memutus rantai permasalahan tersebut dan memperkuat karakter cinta tanah air.

1. Tujuan Pembelajaran Geografi

Rasa cinta tanah air (Nasionalisme) dilihat sebagai Tujuan Akhir (Nurturant Effect) dari pembelajaran geografi, selain tujuan penguasaan pengetahuan dan keterampilan (Instructional Effect).

2. Konsep dan Paradigma Baru

Pembelajaran geografi di Abad 21 harus meninggalkan pola “guru-sentris” (konvensional) menjadi pembelajaran yang berpusat pada siswa (student-directed learning). Peran guru bergeser menjadi fasilitator dan mentor. Tiga pilar utama dalam pembelajaran geografi modern adalah content (materi), skills (keterampilan), dan perspectives (sudut pandang). Sudut pandang khas geografi yang harus ditekankan adalah perspektif spasial (keruangan), ekologis (kelingkungan), dan regional (kompleks wilayah).

3. Dua Strategi Utama Penguatan Karakter

Untuk memperkuat karakter cinta tanah air siswa, disimpulkan ada dua pendekatan yang harus diterapkan dalam pembelajaran geografi:

A. Fokus Materi (Konten)

Pembelajaran harus berfokus pada pengenalan wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) secara utuh dan mendalam.

  • Pengenalan ini meliputi bentang alam dan bentang budaya.
  • Tujuannya adalah menumbuhkan rasa cinta melalui pemahaman mendalam tentang kekayaan alam yang melimpah, keanekaragaman budaya, dan keanekaragaman hayati (seperti Komodo, Cendrawasih, dan Anoa) yang hanya dimiliki Indonesia, sesuai dengan pepatah “tak kenal maka tak cinta”.

B. Fokus Keterampilan (Abad 21)

Pembelajaran harus diarahkan pada peningkatan penguasaan Kompetensi Kecakapan Abad 21 (yang dikenal dengan 4K), yang kemudian dikembangkan menjadi enam keterampilan utama melalui pembelajaran kontekstual berbasis kompetensi:

  1. Berpikir Kritis
  2. Pemecahan Masalah
  3. Kreatif dan Inovatif
  4. Kolaboratif
  5. Penguasaan Teknologi Informasi (termasuk menguasai SIG dan Penginderaan Jauh)
  6. Leadership (Kepemimpinan)

Penguasaan keterampilan ini menjadi modal dasar bagi peserta didik untuk memahami secara mendalam bentang alam dan budaya NKRI, yang pada akhirnya akan memperkuat karakter cinta tanah air mereka.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *