Prinsip Dasar Laser: Interaksi Cahaya dan Materi
Laser didasarkan pada tiga proses interaksi antara foton (cahaya) dan atom di dalam medium aktif (zat padat, cair, atau gas) yang memiliki tingkatan energi diskrit ($E_1, E_2, E_3$).
1. Absorpsi (Penyerapan)
Atom dalam keadaan energi dasar ($E_1$) menyerap foton dengan energi yang tepat ($h \nu = E_2 – E_1$) dan melompat ke tingkat energi yang lebih tinggi (tereksitasi), $E_2$.
$$\text{Atom}(E_1) + \text{Foton} \to \text{Atom}(E_2)$$
2. Emisi Spontan (Spontaneous Emission)
Atom yang tereksitasi ($E_2$) akan kembali ke tingkat energi yang lebih rendah ($E_1$) secara acak tanpa stimulasi eksternal. Proses ini memancarkan foton secara acak dalam hal arah, fase, dan polarisasi. Ini adalah mekanisme yang menghasilkan cahaya biasa (misalnya dari lampu pijar).
$$\text{Atom}(E_2) \to \text{Atom}(E_1) + \text{Foton}_{\text{acak}}$$
3. Emisi Terstimulasi (Stimulated Emission)
Ini adalah proses kunci laser. Atom yang berada pada tingkat energi tereksitasi ($E_2$) dipaksa kembali ke $E_1$ oleh kehadiran foton yang melewati atom tersebut.
$$\text{Atom}(E_2) + \text{Foton}_{\text{stimulasi}} \to \text{Atom}(E_1) + 2 \times \text{Foton}_{\text{identik}}$$
Foton yang dihasilkan (foton kedua) memiliki karakteristik identik dengan foton yang menstimulasinya:
- Energi dan Frekuensi sama.
- Fase sama (koheren).
- Arah perambatan sama (keterarahan).
- Polarisasi sama.
Proses ini menciptakan amplifikasi cahaya, di mana satu foton berubah menjadi dua.
Komponen Utama Sistem Laser
Sistem laser terdiri dari tiga komponen dasar yang bekerja sama:
1. Medium Aktif (Active Medium)
Zat di mana emisi terstimulasi terjadi. Ini menentukan panjang gelombang ($\lambda$) sinar laser. Contohnya termasuk:
- Gas: He-Ne (Helium-Neon), $\text{CO}_2$.
- Zat Padat: Rubidium (Laser Ruby), Nd:YAG (Neodymium-doped Yttrium Aluminum Garnet).
- Semikonduktor: Dioda laser (digunakan pada pointer dan pemutar CD).
2. Pompa Energi (Pumping Mechanism)
Mekanisme yang memasok energi (listrik atau cahaya) ke medium aktif untuk menaikkan atom ke tingkat energi tereksitasi ($E_2$). Ini diperlukan untuk menciptakan Populasi Inversi.
- Pada laser gas, digunakan lucutan listrik.
- Pada laser solid-state, digunakan lampu flash atau dioda laser lain.
3. Resonator Optik (Optical Resonator / Cavity)
Terdiri dari dua cermin sejajar di kedua ujung medium aktif:
- Cermin Penuh (Fully Reflective Mirror): Memantulkan hampir 100% cahaya.
- Cermin Kopler (Output Coupler): Memantulkan sebagian besar cahaya (misalnya 97%) tetapi mentransmisikan sebagian kecil (misalnya 3%) keluar sebagai sinar laser yang berguna.
Resonator berfungsi mengarahkan foton agar terus-menerus bolak-balik melalui medium aktif, menyebabkan lebih banyak emisi terstimulasi, sehingga memperkuat sinar (amplifikasi). Foton yang keluar dari cermin kopler membentuk sinar laser yang sangat koheren dan terkolimasi.
Kondisi Kunci: Populasi Inversi
Untuk mencapai amplifikasi, laju emisi terstimulasi harus lebih besar daripada laju absorpsi. Ini hanya mungkin jika jumlah atom di tingkat energi yang lebih tinggi ($N_2$) melebihi jumlah atom di tingkat energi yang lebih rendah ($N_1$).
$$N_2 > N_1$$
Kondisi ini, yang melanggar distribusi Boltzmann termal, disebut Populasi Inversi. Pompa energi bekerja keras untuk mempertahankan kondisi ini.
Sifat Unik Sinar Laser
Sifat-sifat ini berasal langsung dari proses emisi terstimulasi dan resonator optik:
| Sifat | Deskripsi | Asal Usul |
| Monokromatik | Cahaya hanya memiliki satu panjang gelombang ($\lambda$) atau pita yang sangat sempit. | Transisi energi yang sangat spesifik antara dua tingkat kuantum ($E_2 – E_1$). |
| Koheren | Foton memiliki fase yang sangat stabil (Temporal dan Spasial). | Semua foton dihasilkan oleh emisi terstimulasi, yang mempertahankan fase foton aslinya. |
| Keterarahan Tinggi | Divergensi sudut sangat rendah; sinar menyebar minimal seiring jarak. | Foton yang tidak sejajar dengan sumbu resonator optik akan hilang, hanya menyisakan sinar yang terkolimasi sempurna. |
| Intensitas Tinggi | Energi terdistribusi secara sempit pada ruang dan waktu. | Amplifikasi terjadi secara eksponensial di dalam resonator. |

Leave a Reply