Kerajaan Mataram Kuno (sering disebut juga Kerajaan Medang) berpusat di wilayah Jawa Tengah, di sekitar Lembah Sungai Progo dan Dataran Kedu. Tidak seperti Sriwijaya yang maritim, Mataram Kuno adalah kerajaan Agraris (berbasis pertanian).

A. Sumber Sejarah dan Pembagian Dinasti

Sumber utama sejarah Mataram Kuno berasal dari berbagai prasasti, seperti Prasasti Canggal dan Prasasti Kalasan, serta peninggalan Candi-candi besar.

Secara politik, kerajaan ini dikuasai oleh dua dinasti yang berkuasa secara bergantian (dan terkadang hidup berdampingan) dan memiliki perbedaan dalam corak keagamaan:

DinastiLokasi PusatCorak AgamaPeninggalan Utama
SanjayaUtara (Pegalongan)Hindu SiwaCandi Prambanan, Candi Dieng
SyailendraSelatan (Yogyakarta)Buddha MahayanaCandi Borobudur, Candi Mendut

B. Kehidupan Politik dan Agama

  1. Dinasti Sanjaya (Hindu):
    • Didirikan oleh Raja Sanjaya (dikenal melalui Prasasti Canggal, 732 M), yang memuja Dewa Siwa.
    • Dinasti ini membangun kompleks candi-candi bercorak Hindu, yang puncaknya adalah pembangunan Candi Prambanan (persembahan untuk Trimurti: Brahma, Wisnu, Siwa) di bawah Raja Rakai Pikatan .
    • Raja Balitung mencapai masa kejayaan dengan menyatukan kembali dinasti.
  2. Dinasti Syailendra (Buddha):
    • Dinasti ini adalah pembangun candi-candi Buddha terbesar.
    • Raja Samaratungga mencapai kejayaan dan memulai pembangunan Candi Borobudur , stupa Buddha terbesar di dunia, yang selesai pada abad ke-9 M.
    • Terjadi perkawinan politik antara Rakai Pikatan (Sanjaya, Hindu) dengan Pramodhawardhani (Syailendra, Buddha), yang menciptakan toleransi beragama yang tinggi pada masa itu.

C. Kehidupan Ekonomi dan Sosial

  • Ekonomi Agraris: Mataram Kuno sangat bergantung pada hasil pertanian sawah (padi) karena letaknya di dataran subur vulkanik Jawa Tengah. Sistem pengairan yang baik sangat penting.
  • Hubungan dengan Sriwijaya: Kedua kerajaan ini sering kali bersaing untuk menguasai jalur perdagangan, meskipun pada masa tertentu terjalin aliansi melalui perkawinan politik.

D. Perpindahan Pusat Kekuasaan ke Jawa Timur

Pada akhir abad ke-10 M, terjadi peristiwa besar yang menyebabkan pusat kerajaan dipindahkan dari Jawa Tengah ke Jawa Timur.

  • Penyebab: Perpindahan ini didorong oleh beberapa faktor, yang paling umum dipercaya adalah:
    • Bencana Alam: Dugaan letusan Gunung Merapi yang hebat.
    • Ancaman Luar: Tekanan dari Kerajaan Sriwijaya yang semakin kuat.
    • Faktor Internal: Pergolakan politik dan perebutan kekuasaan internal.
  • Dharmawangsa Teguh: Raja terakhir Mataram Kuno di Jawa Tengah (setelah masa Sindok) yang meninggal akibat Peristiwa Pralaya (serangan dari raja bawahan, kemungkinan dari Wura-Wari).
  • Pusat Baru: Perpindahan ini dipelopori oleh Mpu Sindok pada tahun 929 Masehi, yang mendirikan dinasti baru di Jawa Timur, yang kemudian akan menurunkan raja-raja besar hingga masa Majapahit.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *