INFLASI DAN PENGANGGURAN

Bab ini menganalisis definisi, jenis, penyebab, dan dampak dari dua indikator penting kinerja makroekonomi, serta hubungan timbal balik di antara keduanya.

A. Inflasi

1. Definisi dan Pengukuran

Inflasi adalah proses kenaikan tingkat harga umum barang dan jasa secara terus-menerus dalam suatu perekonomian. Inflasi diukur menggunakan indeks harga:

  • Indeks Harga Konsumen (IHK/CPI): Mengukur biaya keranjang barang dan jasa yang dibeli oleh konsumen tipikal.
  • Deflator PDB: Mengukur rasio antara PDB Nominal dan PDB Riil.

2. Jenis-Jenis Inflasi Berdasarkan Penyebab

  • Inflasi Tarikan Permintaan (Demand-Pull Inflation): Terjadi ketika permintaan agregat (AD) tumbuh lebih cepat daripada kemampuan perekonomian untuk menghasilkan output (Penawaran Agregat/AS). Terlalu banyak uang mengejar terlalu sedikit barang.
  • Inflasi Dorongan Biaya (Cost-Push Inflation): Terjadi karena kenaikan biaya produksi (misalnya kenaikan harga bahan bakar, kenaikan upah buruh, atau depresiasi nilai tukar) yang menyebabkan Penawaran Agregat (AS) bergeser ke kiri.

3. Dampak Inflasi

  • Negatif: Mengurangi daya beli riil, mendistorsi alokasi sumber daya, meningkatkan ketidakpastian investasi, dan merugikan pihak berpendapatan tetap.
  • Positif (Inflasi Rendah & Stabil): Dapat mendorong produksi dan investasi karena produsen mengharapkan laba.

B. Pengangguran

1. Definisi dan Pengukuran

Pengangguran merujuk pada angkatan kerja yang tidak memiliki pekerjaan tetapi secara aktif mencari pekerjaan.

  • Tingkat Pengangguran: Diukur sebagai persentase dari jumlah penganggur terhadap total angkatan kerja.

$$\text{Tingkat Pengangguran} = \frac{\text{Jumlah Penganggur}}{\text{Angkatan Kerja}} \times 100\%$$

2. Jenis-Jenis Pengangguran

  • Pengangguran Friksional (Frictional Unemployment): Pengangguran yang terjadi karena proses alami pencarian pekerjaan, seperti perpindahan pekerjaan atau baru lulus. Ini adalah pengangguran jangka pendek dan sehat.
  • Pengangguran Struktural (Structural Unemployment): Pengangguran yang timbul akibat ketidakcocokan antara keterampilan pekerja dengan permintaan pasar kerja (perubahan teknologi atau struktur industri).
  • Pengangguran Siklis (Cyclical Unemployment): Pengangguran yang berkaitan dengan siklus bisnis. Muncul saat terjadi resesi ekonomi (AD rendah) dan hilang saat ekspansi.

3. Kesempatan Kerja Penuh (Full Employment)

Ini bukan berarti tingkat pengangguran $0\%$, melainkan tingkat di mana hanya terdapat pengangguran friksional dan struktural. Tingkat pengangguran pada kondisi ini disebut Tingkat Pengangguran Alami (Natural Rate of Unemployment).


C. Hubungan Inflasi dan Pengangguran (Kurva Phillips)

Hubungan ini adalah salah satu konsep terpenting dalam makroekonomi jangka pendek:

Kurva Phillips (Phillips Curve): Menunjukkan adanya hubungan negatif (trade-off) antara tingkat inflasi dan tingkat pengangguran.

  • Menurut model ini: Untuk mengurangi pengangguran (bergerak ke kiri pada kurva), pemerintah harus menerima tingkat inflasi yang lebih tinggi, dan sebaliknya.
  • Kurva Phillips Jangka Panjang (Long-Run Phillips Curve/LRPC): Dalam jangka panjang, banyak ekonom percaya bahwa tidak ada trade-off antara inflasi dan pengangguran. Kurva jangka panjang berbentuk vertikal pada tingkat pengangguran alami. Artinya, kebijakan apa pun yang mencoba mempertahankan pengangguran di bawah tingkat alami hanya akan menyebabkan percepatan inflasi tanpa mengurangi pengangguran secara permanen.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *