Faktor Virulensi Kunci Bakteri
Faktor virulensi adalah “senjata” molekuler dan struktural yang dimiliki bakteri untuk mengatasi pertahanan inang dan mengeksploitasi sumber daya inang.
1. Adhesin (Perlekatan)
Adhesin adalah molekul permukaan yang memediasi perlekatan spesifik pada sel inang. Ini adalah langkah pertama yang krusial dalam infeksi.
- Mekanisme Molekuler: Adhesin berikatan dengan reseptor tertentu pada permukaan sel inang, mirip kunci dan gembok. Reseptor ini biasanya adalah glikoprotein atau glikolipid. Spesifisitas ini menentukan tropisme bakteri (jaringan atau spesies inang mana yang dapat diinfeksi).
- Pili (Fimbriae): Adhesin berbentuk rambut halus dan banyak. Contohnya, Pili Tipe I pada E. coli yang menyebabkan infeksi saluran kemih (ISK) menempel pada reseptor sel urotelial.
- Protein Non-Pili: Adhesin yang tertanam langsung pada dinding sel. Contoh: Protein Opa pada Neisseria gonorrhoeae yang memungkinkannya menempel pada sel epitel urogenital.
- Signifikansi: Tanpa perlekatan yang kuat, pertahanan mekanis inang (misalnya aliran urin, gerakan silia, batuk) akan mencuci bersih bakteri.
2. Kapsul (Anti-Fagositosis)
Kapsul adalah lapisan polisakarida ekstraseluler (terkadang polipeptida) yang tebal dan berlendir yang mengelilingi dinding sel.
- Mekanisme Penghindaran Imun: Kapsul berfungsi sebagai “penyamaran” atau lapisan pelindung anti-fagositik.
- Penghambatan Fagositosis: Kapsul menghambat sel fagositik (seperti makrofag dan neutrofil) untuk menangkap dan menelan bakteri, karena membuat permukaan bakteri terlalu licin atau meniru molekul inang (tidak dikenali sebagai asing).
- Contoh Klasik: Bakteri yang tidak berkapsul dari Streptococcus pneumoniae tidak bersifat virulen (mudah dibersihkan), sedangkan strain berkapsul sangat patogen, menyebabkan pneumonia dan meningitis.
- Aplikasi Vaksin: Banyak vaksin bakteri penting (misalnya vaksin Pneumokokus, Haemophilus influenzae Tipe B) adalah vaksin polisakarida kapsular, yang melatih sistem imun untuk mengenali dan menyerang kapsul.
3. Enzim Invasif (Penyebaran Jaringan)
Setelah kolonisasi, beberapa bakteri menghasilkan enzim untuk secara aktif menembus lapisan jaringan inang, memfasilitasi invasi dan penyebaran sistemik.
- Hialuronidase (Faktor Penyebar):
- Target: Memecah asam hialuronat, komponen utama yang bertindak sebagai “semen” pada jaringan ikat.
- Efek: Mengurangi viskositas jaringan, memungkinkan bakteri untuk menyebar dan menembus lapisan jaringan ikat yang lebih dalam.
- Kollagenase:
- Target: Memecah kolagen, protein berserat utama pada tendon, tulang, dan tulang rawan.
- Contoh: Sangat penting untuk virulensi Clostridium perfringens (penyebab gangren gas), memungkinkan penyebaran cepat melalui jaringan otot.
- Koagulase:
- Target: Mengubah fibrinogen plasma menjadi fibrin (gumpalan darah).
- Contoh: Diproduksi oleh Staphylococcus aureus. Koagulase menciptakan “perisai” fibrin di sekitar bakteri, melindunginya dari fagositosis dan membatasi akses sel imun ke lokasi infeksi awal.
4. Sistem Sekresi Tipe III (TTSS) – Senjata Molekuler Canggih
TTSS adalah struktur protein kompleks yang ditemukan pada banyak bakteri Gram-negatif (misalnya Salmonella, Shigella, Yersinia, Pseudomonas).
- Struktur dan Fungsi: TTSS menyerupai jarum suntik atau “mesin pengirim” molekuler yang membentang dari sitoplasma bakteri, melintasi kedua membran sel bakteri, dan menembus membran sel inang.
- Protein Efektor: Melalui jarum ini, bakteri menyuntikkan protein efektor (disebut YOPs pada Yersinia) langsung ke sitoplasma sel inang.
- Manipulasi Sel Inang: Protein yang disuntikkan ini dapat:
- Memicu penataan ulang sitoskeleton sel inang, memaksa sel inang untuk memfagositosis bakteri (mekanisme yang disebut pengangkutan sel), alih-alih melawan.
- Menghambat jalur sinyal sel inang, mencegah respons peradangan atau memicu kematian sel inang (apoptosis).
TTSS menunjukkan tingkat adaptasi evolusioner yang sangat tinggi, memungkinkan bakteri memanipulasi inang pada tingkat intraseluler.

Leave a Reply