Telaah Pembelajaran Biologi Materi Genetika di Sekolah Menengah Atas
Genetika merupakan materi Biologi esensial di kelas XII Sekolah Menengah Atas (SMA) yang sering dianggap sulit oleh siswa. Artikel ini, berdasarkan studi literatur, bertujuan mengulas kesulitan siswa dalam mempelajari materi Genetika serta metode dan media pembelajaran yang digunakan di kelas.
Penyebab Kesulitan Siswa dalam Materi Genetika
Hasil studi literatur menunjukkan bahwa faktor utama penyebab kesulitan siswa dalam mempelajari materi Genetika adalah
ketidaktersediaan media pembelajaran yang efektif.
Selain itu, kesulitan juga disebabkan oleh faktor-faktor lain:
- Materi yang kompleks dan abstrak: Materi genetik (gen, DNA, kromosom) bersifat abstrak dan sulit dibayangkan oleh siswa, yang dapat memicu miskonsepsi.
- Banyak istilah asing.
- Sumber belajar tidak bervariasi. Mayoritas guru dan siswa hanya menggunakan buku paket sekolah tanpa mengakses sumber lain seperti handout/modul, booklet, ensiklopedia, atau biomagazine terintegrasi Augmented Reality.
- Metode pembelajaran kurang menyenangkan/tidak efektif. Banyak guru masih menerapkan metode yang kurang efektif, berpusat pada guru (seperti ceramah diselingi tanya jawab), dan tidak menggunakan media pembelajaran yang efektif. Hal ini membuat siswa kurang aktif, antusias, dan fokus.
Studi menunjukkan tingginya angka miskonsepsi (pemahaman keliru) dan ketidakpahaman konsep Genetika pada siswa SMA.
Metode dan Media Pembelajaran
Guru perlu mengubah metode dan menggunakan media pembelajaran yang bervariasi dan sesuai agar siswa lebih mudah memahami materi Genetika. Metode pembelajaran yang efektif harus cocok dengan materi, menyenangkan, sesuai karakteristik siswa, dan memanfaatkan sarana prasarana.
Beberapa model pembelajaran yang terbukti efektif dalam pembelajaran Genetika meliputi:
- Model Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament).
- Model Kooperatif Tipe STAD (Student Team Achievement Division).
- Model Guided Inquiry terintegrasi Virtual Lab, sebagai solusi untuk keterbatasan sarana laboratorium, terbukti meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan hasil belajar siswa. Praktikum sangat penting agar siswa dapat mengamati langsung konsep Genetika yang abstrak, membuat proses pembelajaran lebih menarik dan meningkatkan pemahaman.
Meskipun media yang umum digunakan guru berupa gambar/
charta atau alat peraga buatan siswa, penggunaan media yang tepat dapat meningkatkan efektivitas pembelajaran. Contoh media yang dikembangkan dan divalidasi sangat layak untuk materi Genetika adalah
media audiovisual menggunakan hewan model Drosophila melanogaster untuk konsep pewarisan sifat.
Kesimpulan Kesulitan siswa SMA dalam memahami materi Genetika disebabkan oleh masalah pada materi itu sendiri (kompleks, abstrak, banyak istilah asing) dan pada implementasi pembelajaran (metode yang berpusat pada guru, sumber belajar terbatas, dan terutama, tidak tersedianya media pembelajaran efektif). Perubahan metode ke yang lebih efektif dan penggunaan media bervariasi menjadi kunci untuk mengatasi kesulitan ini.