Bakteri intraseluler obligat menghadapi tantangan besar: bagaimana cara masuk ke dalam sel yang biasanya tertutup bagi mereka, dan bagaimana cara menghindari mekanisme pembunuhan sel inang, terutama fagolisosom?

1. Penyusup Wajib ATP (Contoh: Chlamydia spp. dan Rickettsia spp.)

Bakteri ini tidak mampu menghasilkan molekul energi ATP dan harus mencurinya dari sitoplasma inang.

  • Pencurian ATP: Bakteri ini memiliki protein transpor khusus (disebut protein Nucleotide Translocator) pada membran mereka yang berfungsi sebagai pompa antiport. Protein ini menukar ATP inang (masuk ke bakteri) dengan ADP bakteri (keluar ke inang). Mekanisme ini memastikan bakteri memiliki sumber energi konstan tanpa perlu berinvestasi pada jalur metabolisme energi sendiri.

2. Siklus Hidup Biphasik (Chlamydia spp.)

Chlamydia (penyebab infeksi mata, pernapasan, dan urogenital) memiliki siklus hidup yang unik yang melibatkan dua bentuk morfologis berbeda:

Bentuk MorfologisKarakteristik (Peran)Strategi Kelangsungan Hidup
Badan Elementer (EB)Kecil, padat, kaku, dan metabolik non-aktif.Bentuk infektif dan tahan lingkungan. Fungsinya adalah bertahan di luar sel dan masuk ke sel baru.
Badan Retikulat (RB)Lebih besar, rapuh, dan metabolik aktif.Bentuk bereplikasi cepat di dalam inklusif. Fungsinya adalah tumbuh dan memperbanyak diri menggunakan ATP inang.

Proses Rinci Siklus:

  1. Invasi: EB menempel pada sel epitel inang dan memicu endositosis (penelanan).
  2. Pembentukan Inklusif: Setelah di dalam vesikel (endosom), Chlamydia menghambat fusi endosom dengan lisosom (senjata pencernaan sel inang) dengan memodifikasi vesikel tersebut menjadi kompartemen replikasi aman yang disebut inklusif (inclusion).
  3. Replikas: EB bertransformasi menjadi RB di dalam inklusif. RB bereplikasi secara biner menggunakan nutrisi dan ATP inang.
  4. Matursi: RB bertransformasi kembali menjadi EB.
  5. Pelepasan: Sel inang lisis (pecah) atau EB dilepaskan melalui eksositosis terbalik, siap menginfeksi sel lain.

3. Melarikan Diri dari Fagolisosom (Contoh: Rickettsia spp.)

Rickettsia (penyebab tifus dan demam berbintik) tidak menciptakan inklusif; mereka melarikan diri dari vesikel endosom sebelum vesikel tersebut matang menjadi fagolisosom.

  • Mekanisme Penghancuran Membran: Setelah ditelan oleh sel inang melalui endositosis, Rickettsia segera mensekresikan enzim fosfolipase (seperti hemolisin) yang secara cepat melisiskan (memecah) membran vesikel endosom.
  • Hidup Bebas di Sitoplasma: Dengan lolos ke sitoplasma, Rickettsia berada di lingkungan yang kaya nutrisi dan aman dari enzim lisosom. Mereka kemudian bereplikasi secara bebas.
  • Motilitas Sel: Beberapa bakteri intraseluler (seperti Rickettsia dan Listeria monocytogenesโ€”meskipun Listeria bukan obligat) bahkan memanipulasi protein sitoskeleton inang (aktin) untuk menciptakan “ekor komet” yang mendorong bakteri melintasi sitoplasma dan bahkan langsung ke sel inang tetangga tanpa meninggalkan sel.

Strategi-strategi ini menyoroti bagaimana bakteri obligat mengatasi pertahanan sel inang melalui kecanggihan molekuler, menjadikannya patogen yang sangat sulit diobati karena obat harus mencapai konsentrasi efektif di dalam sel inang.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *