Pendahuluan
Kualitas sebuah lembaga pendidikan, terutama di tingkat Sekolah Dasar (SD), sangat bergantung pada figur yang memimpinnya. Kepemimpinan kepala sekolah seringkali dianggap sebagai faktor penentu utama keberhasilan dalam membentuk ekosistem sekolah yang efektif. Sebuah studi kualitatif yang dilakukan oleh Minsih Minsih, Rusnilawati Rusnilawati, dan Imam Mujahid menyoroti bagaimana gaya kepemimpinan dan peran seorang kepala sekolah di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura berhasil membangun sekolah berkualitas dengan fokus pada pembentukan karakter siswa, bukan sekadar nilai.
Gaya Kepemimpinan Hibrida: Demokratis-Monarkis
Penelitian ini menemukan bahwa Kepala Sekolah tersebut menerapkan gaya kepemimpinan yang unik dan adaptif, yaitu demokratis-monarkis. Gaya ini merupakan perpaduan yang efektif dalam konteks pendidikan:
- Aspek Demokratis: Kepala sekolah mengutamakan musyawarah dan keterlibatan tim. Proses penentuan kebijakan dan pengambilan keputusan penting dilakukan secara bersama-sama (partisipatif) dengan melibatkan guru dan staf.
- Aspek Monarkis: Meskipun melibatkan tim, pemimpin tetap memegang otoritas terakhir dalam memfinalisasi keputusan. Hal ini memastikan bahwa kebijakan dapat dieksekusi dengan cepat dan terarah, mempertahankan visi sekolah tanpa terhambat oleh perbedaan pendapat yang berkepanjangan.
Keseimbangan antara partisipasi dan ketegasan ini dinilai sangat efektif dalam menciptakan lingkungan kerja yang kolaboratif namun tetap berorientasi pada hasil.
Peran Komprehensif: Lebih dari Sekadar Manajer
Keberhasilan dalam membangun sekolah berkualitas juga didukung oleh peran kepala sekolah yang tidak terbatas pada tugas administratif. Hasil penelitian menggarisbawahi bahwa kepala sekolah harus menjalankan peran multifungsi, yaitu sebagai:
- Pendidik: Turut serta dalam proses pendidikan dan menjadi sumber ilmu bagi guru.
- Manajer dan Administrator: Mengelola sumber daya dan operasional sekolah dengan efisien.
- Supervisor: Melakukan pengawasan dan pembinaan terhadap kinerja guru.
- Pemimpin dan Motivator: Mendorong semangat kerja dan memberikan inspirasi kepada seluruh warga sekolah.
- Inovator: Mendorong perubahan dan pembaharuan demi kemajuan mutu pendidikan.
Yang terpenting, kepala sekolah harus berfungsi sebagai teladan (contoh) yang baik dalam melaksanakan tugas dan berperilaku. Sifat dan karakter pemimpin yang positif secara langsung memengaruhi budaya dan etos kerja di seluruh lingkungan sekolah.
Kesimpulan: Fokus pada Karakter
Secara keseluruhan, penelitian ini menegaskan bahwa kepemimpinan kepala sekolah adalah elemen penentu keberhasilan pendidikan. Di MI Muhammadiyah Program Khusus Kartasura, keberhasilan membangun sekolah berkualitas dicapai melalui kombinasi gaya kepemimpinan demokratis-monarkis yang seimbang dan pelaksanaan peran kepemimpinan yang komprehensif.
Penekanan utama pada pembentukan karakter siswaโbukan sekadar fokus pada angka atau nilai ujianโmenghasilkan lulusan yang tidak hanya cerdas secara akademik tetapi juga memiliki integritas dan kesiapan moral.
Sumber Jurnal Asli: Kunjungi Jurnal Asli

Leave a Reply