Judul Asli: Kenakalan Remaja Di Kalangan Siswa Sekolah Menengah Atas Di Bandung: Studi Pendahuluan Penulis: Mutiara Jasmisari dan Ari Ganjar Herdiansah Sumber: Aliansi: Jurnal Politik, Keamanan dan Hubungan Internasional, Edisi Khusus September 2022

1. Pendahuluan: Kenakalan Remaja dan Latar Belakang Keluarga

Kenakalan remaja (juvenile delinquency) merupakan bentuk perilaku menyimpang yang umum terjadi dan terus meningkat di Indonesia, dibuktikan dari data BPS yang menunjukkan peningkatan angka kenakalan remaja sebesar 10,7% dalam kurun 2013โ€“2016. Penelitian ini secara khusus berfokus mendeskripsikan fenomena kenakalan remaja pada siswa SMA di Kota Bandung.

Secara teori, kenakalan remaja sering dikaitkan dengan faktor-faktor internal keluarga, seperti pola asuh permisif, kurangnya keharmonisan, dan minimnya komunikasi. Studi ini lebih jauh mengadopsi konsep perilaku menyimpang dari Robert Merton yang menghubungkan perilaku menyimpang dengan Status Sosial Ekonomi (SSE) keluarga.

Status Sosial Ekonomi keluarga, yang diukur melalui tingkat pendidikan, pendapatan rumah tangga, dan pekerjaan orang tua , dipercaya memengaruhi lingkungan fisik dan mental siswa. Keluarga dengan pendapatan di bawah upah minimum regional berisiko lebih besar mengalami masalah perkembangan anak dibandingkan keluarga berpendapatan tinggi.

2. Metode Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode observasi langsung kepada siswa SMA (usia 15โ€“18 tahun) dan keluarga siswa di Bandung, yang dilakukan dari Januari hingga Desember 2021 . Peneliti mengamati perilaku siswa di sekolah serta kondisi, bimbingan, dan dukungan orang tua melalui kunjungan rumah.

3. Temuan: Spektrum Kenakalan Remaja di Bandung

Perilaku kenakalan remaja di Kota Bandung sangat beragam, namun umumnya berupa kenakalan ringan.

Kenakalan Ringan dan Geng Motor

Kenakalan ringan yang sering terjadi meliputi membolos sekolah/jam pelajaran, menggunakan seragam ketat, berkata tidak sopan, merokok (dilakukan di pojok/kamar mandi sekolah, bahkan di dalam kelas yang jarang dilalui guru), dan mengonsumsi alkohol.

Keterlibatan remaja dalam geng motor (seperti XTC, GRB, Brigez, Moonraker) sering dikaitkan dengan perilaku menyimpang dan tuntutan kelompok, termasuk tantangan untuk berani melawan polisi atau orang tua. Kegiatan geng yang meresahkan masyarakat antara lain konvoi ugal-ugalan di jalan raya sambil membawa senjata tajam dan alkohol.

Kenakalan Serius dan Kasus Hukum

Meskipun didominasi kenakalan ringan, kasus serius juga ditemukan, termasuk:

  • Pembunuhan dan pemerkosaan (contoh kasus siswa SMA membunuh bocah 10 tahun setelah memerkosanya).
  • Penganiayaan dengan senjata tajam karena kesal diserempet.
  • Pencurian kotak amal untuk memenuhi gaya hidup dan berfoya-foya (cek-in ke hotel).

Jumlah anak yang berhadapan dengan hukum (ABH) di Lembaga Pembinaan Khusus Anak Bandung tercatat meningkat dari 40 anak pada tahun 2019 menjadi 51 anak pada tahun 2020.

Kenakalan Saat Pembelajaran Jarak Jauh (PJJ)

Pada masa pandemi Covid-19, PJJ justru memicu kenakalan remaja karena kurangnya pengawasan sekolah dan keringanan kurikulum yang dianggap sebagai “kebebasan” oleh siswa. Kenakalan yang muncul antara lain keluyuran hingga subuh, tidak membalas pesan guru, mengabaikan perintah, hingga tidak mengerjakan tugas selama satu semester.

4. Analisis: Teori Ketegangan Robert Merton

Studi ini menekankan bahwa kenakalan remaja, terutama dari kalangan menengah ke bawah, disebabkan oleh Teori Ketegangan (Strain Theory) Merton. Perilaku menyimpang terjadi karena adanya ketimpangan antara tujuan (goal) yang diinginkan masyarakat (misalnya, kesuksesan, gaya hidup layak) dengan cara (means) yang legal untuk mencapainya (misalnya, pendidikan, bekerja keras).

  • Siswa dari keluarga SSE rendah kesulitan mencukupi kebutuhan sekolah dan sering harus bekerja.
  • Keterbatasan ekonomi (tidak memiliki handphone atau akses internet untuk PJJ) membuat siswa tidak dapat memenuhi kewajibannya sebagai pelajar.
  • Frustrasi muncul ketika mereka tidak mampu mencapai tujuan melalui cara yang sah, sehingga mendorong mereka untuk menggunakan cara ilegal seperti pencurian demi memenuhi gaya hidup yang layak.

Meskipun demikian, status sosial ekonomi keluarga ditekankan bukanlah satu-satunya faktor, melainkan hanya salah satu faktor mendasar yang menyebabkan kenakalan remaja.

Rekomendasi Penanggulangan

Untuk mengatasi kenakalan remaja yang berakar dari SSE rendah, langkah-langkah yang disarankan mencakup:

  1. Menjamin kebutuhan hidup keluarga dengan memberikan upah yang layak.
  2. Menghapus dan mengembangkan perumahan di tempat kumuh.
  3. Membentuk organisasi lingkungan yang adil untuk menyediakan kesejahteraan anak, termasuk kesehatan, pendidikan, dan rekreasi.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *