Sosiologi Pendidikan merupakan salah satu mata kuliah wajib di berbagai perguruan tinggi keguruan dan ilmu pendidikan, berfungsi sebagai fondasi teoritis dan praktis yang melengkapi Ilmu Pendidikan, Filsafat, dan Psikologi1. Sementara Psikologi berfokus pada perkembangan individual peserta didik, Sosiologi Pendidikan berfokus pada tiga aspek sentral: pengembangan sosial peserta didik, peran sosial lembaga pendidikan, dan pengaruh masyarakat serta sistem non-pendidikan terhadap lembaga pendidikan2.
Disiplin ini muncul dari sinergi antara Sosiologi (ilmu tentang masyarakat) dan Ilmu Pendidikan (proses pendewasaan manusia melalui pengajaran dan pelatihan), membentuk subdisiplin yang menjembatani kedua ilmu tersebut3.
1. Definisi dan Hakikat Hubungan Timbal Balik
Secara terminologis, Sosiologi Pendidikan adalah kajian mengenai bagaimana institusi dan kekuatan sosial memengaruhi proses dan hasil (outcome) pendidikan, dan begitu pula sebaliknya4.
Hubungan antara pendidikan dan perkembangan sosial bersifat simbiosis-mutualisme5. Artinya:
- Pendidikan dapat melahirkan perubahan sosial6.
- Perubahan sosial memengaruhi arah dan penyelenggaraan pendidikan7.
Inti masalah sentral dalam disiplin ini adalah aspek-aspek sosiologi dalam pendidikan dan digunakan untuk memecahkan masalah-masalah fundamental yang dihadapi oleh pendidikan8.
2. Tujuan dan Objek Kajian
Tujuan utama mempelajari Sosiologi Pendidikan adalah:
- Menganalisis Proses Sosialiasi anak, baik dalam keluarga, sekolah, maupun masyarakat9.
- Menganalisis Kedudukan Pendidikan sebagai bagian dari struktur sosial masyarakat10.
- Menganalisis Interaksi Sosial di sekolah serta hubungan timbal balik antara sekolah dengan masyarakat11.
- Membantu Memecahkan Masalah-masalah Sosial Pendidikan dan menganalisis tujuan pendidikan secara obyektif12.
- Menentukan Tujuan Pendidikan, di mana tujuan pendidikan nasional harus bertolak dan dipulangkan pada filsafat hidup bangsa13.
Objek kajian Sosiologi Pendidikan terbagi menjadi dua, yakni:
- Objek Material: Segala sesuatu yang dipermasalahkan, yaitu masyarakat, tingkah laku manusia, dan institusi pendidikan14.
- Objek Formal: Sudut pandang untuk mendapatkan penjelasan tentang hubungan perilaku manusia dan institusi pendidikan serta proses yang timbul dari hubungan tersebut dalam membentuk perilaku manusia di masyarakat15.
3. Ruang Lingkup Sosiologi Pendidikan (Makro, Meso, dan Mikro)
Ruang lingkup kajian Sosiologi Pendidikan dibagi berdasarkan tingkat analisis terhadap institusi pendidikan, terutama sekolah:
| Tingkat Analisis | Fokus Kajian | Contoh Persoalan |
| Makro | Hubungan antara pendidikan dan institusi sosial lain dalam masyarakat16. | Hubungan pendidikan dengan agama, politik, dan ekonomi (misalnya, peran sekolah dalam sosialisasi politik atau kesiapan tenaga kerja di sektor formal)17. |
| Meso | Hubungan-hubungan dalam suatu organisasi pendidikan18. | Struktur organisasi sekolah, peran dan fungsi guru dan staf, serta hubungan organisasi sekolah dengan struktur organisasi masyarakat yang lain19. |
| Mikro | Interaksi sosial yang berlangsung dalam institusi pendidikan20. | Interaksi di dalam kelas (siswa dengan guru), pengelompokan di kalangan siswa, dan sistem status di sekolah21. |
4. Tokoh Kunci dan Paradigma Sosiologi Pendidikan
Perkembangan Sosiologi Pendidikan tidak lepas dari kontribusi tokoh-tokoh berikut:
- George Payne: Kerap disebut sebagai bapak sosiologi pendidikan22. Ia mendefinisikan Sosiologi Pendidikan sebagai ilmu yang menggambarkan dan menjelaskan institusi, kelompok sosial, dan proses sosial (hubungan sosial) di mana individu memperoleh dan mengorganisir pengalamannya23.
- Emile Durkheim: Berpandangan bahwa masyarakat dan lingkungan sosialnya merupakan penentu cita-cita yang dilaksanakan lembaga pendidikan24. Pendidikan diperlukan untuk memastikan adanya tingkat homoginitas yang memadai di kalangan warga masyarakat25.
- Karl Mannheim: Memandang pendidikan sebagai elemen dinamis dalam sosiologi26. Menurutnya, pendidikan dipahami dalam konteks untuk membentuk masyarakat seperti apa yang diinginkan, dan ia terkenal dengan konsep Sosiologi Pengetahuan (hubungan masyarakat dan pengetahuan)27.
Kajian Sosiologi Pendidikan juga diwarnai oleh tiga paradigma utama sosiologi:
- Paradigma Fakta Sosial: Menekankan pada keteraturan dan sistem sosial. Teori utamanya adalah Fungsionalisme Struktural, yang memandang masyarakat sebagai sistem sosial yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berkaitan dalam keseimbangan28.
- Paradigma Perilaku Sosial (Behaviorisme): Dipelopori oleh B.F. Skinner. Fokusnya adalah perilaku manusia yang tampak dan hubungannya dengan faktor-faktor lingkungan (stimulus), di mana respons ditentukan oleh stimulus yang datang dari luar dirinya29.
- Paradigma Definisi Sosial: Menekankan pada bagaimana individu mengkonstruksi realitas sosial melalui interaksi (tidak dijelaskan secara rinci dalam bab ini)30.
Dengan demikian, Sosiologi Pendidikan berperan vital sebagai instrumen bagi individu untuk berinteraksi secara tepat di komunitas dan masyarakat, serta menyediakan penjelasan yang relevan agar setiap anggota masyarakat dapat menyesuaikan diri dengan pertumbuhan dan perkembangan berbagai fenomena sosial31.
SOURCE :https://lmsspada.kemdiktisaintek.go.id/pluginfile.php/709220/mod_resource/content/2/Sosiologi%20Pendidikan%20%28Ali%20Maksum%29.pdf

Leave a Reply