Volumetri (sering juga disebut Titrimetri) adalah metode analisis kuantitatif yang didasarkan pada pengukuran volume larutan baku (titran) yang dibutuhkan untuk bereaksi secara sempurna dengan analit.
5.1 Prinsip Dasar Titrasi
- Reaksi Stoikiometri: Titrasi memerlukan reaksi kimia yang cepat, sempurna, dan memiliki stoikiometri yang jelas (rasio mol reaktan dan produk yang pasti).
- Titran (Larutan Baku): Larutan dengan konsentrasi yang diketahui secara pasti dan dimasukkan melalui buret
.
3. Titik Ekuivalen (TE): Titik teoritis di mana jumlah mol titran yang ditambahkan setara secara stoikiometri dengan jumlah mol analit dalam labu Erlenmeyer.
4. Titik Akhir (TA): Titik di mana perubahan fisik (biasanya perubahan warna indikator) dapat diamati, yang menandakan reaksi selesai. Idealnya, $\text{TA}$ harus sedekat mungkin dengan $\text{TE}$.
5.2 Standarisasi Larutan
Karena konsentrasi larutan harus diketahui secara pasti, diperlukan proses standarisasi:
- Larutan Baku Primer: Dibuat dari zat dengan kemurnian tinggi (analitik grade), komposisi kimia stabil, dan berat molekul tinggi. Larutan ini disiapkan dengan penimbangan langsung dan pelarutan.
- Larutan Baku Sekunder: Larutan yang konsentrasinya ditentukan melalui reaksi dengan larutan baku primer. Larutan ini digunakan karena zat bakunya mungkin tidak stabil atau sulit dimurnikan.
- Prosedur Standarisasi: Melakukan titrasi larutan yang akan distandarisasi terhadap sejumlah tertentu larutan baku primer atau zat standar primer yang ditimbang.
5.3 Jenis-Jenis Titrasi Berdasarkan Reaksi
Titrasi diklasifikasikan berdasarkan jenis reaksi kimia yang terjadi antara titran dan analit.
A. Titrasi Asam-Basa (Netralisasi)
- Prinsip: Reaksi antara ion $\text{H}^+$ (dari asam) dan $\text{OH}^-$ (dari basa) membentuk air.
- Jenis:
- Asidimetri: Menggunakan larutan baku asam (misalnya $\text{HCl}$) untuk menentukan konsentrasi basa.
- Alkalimetri: Menggunakan larutan baku basa (misalnya $\text{NaOH}$) untuk menentukan konsentrasi asam.
- Kurva Titrasi: Grafik $\text{pH}$ versus volume titran yang ditambahkan. Kurva ini menentukan pemilihan indikator yang tepat, di mana titik akhir harus jatuh di tengah-tengah rentang $\text{pH}$ perubahan indikator.
B. Titrasi Pembentukan Kompleks (Kompleksometri)
- Prinsip: Reaksi antara ion logam (analit) dengan ligan (titran) membentuk senyawa kompleks yang larut.
- Reagen Kunci: EDTA (Ethylenediaminetetraacetic acid). EDTA adalah ligan heksadentat yang dapat membentuk kompleks 1:1 yang stabil dengan hampir semua ion logam.
- Indikator: Menggunakan indikator logam (misalnya EBT) yang berubah warna saat semua ion logam telah berikatan dengan EDTA.
C. Titrasi Pengendapan (Argentometri)
- Prinsip: Reaksi yang menghasilkan endapan yang sangat tidak larut.
- Reagen Kunci: Larutan standar $\text{AgNO}_3$ (Argentum Nitrat). Digunakan untuk menetapkan ion halida ($\text{Cl}^-, \text{Br}^-, \text{I}^-$) atau tiosianat ($\text{SCN}^-$).
- Metode Utama:
- Mohr: Menggunakan $\text{K}_2\text{CrO}_4$ sebagai indikator, membentuk endapan merah kecoklatan pada $\text{TA}$.
- Volhard: Titrasi balik; $\text{Ag}^+$ berlebih ditambahkan, kemudian kelebihannya dititrasi dengan $\text{SCN}^-$ menggunakan $\text{Fe}^{3+}$ sebagai indikator.
D. Titrasi Redoks (Oksidasi-Reduksi)
- Prinsip: Reaksi yang melibatkan transfer elektron antara titran dan analit.
- Jenis:
- Oksidimetri: Menggunakan titran oksidator (misalnya $\text{KMnO}_4$ atau $\text{K}_2\text{Cr}_2\text{O}_7$).
- Reduktimetri: Menggunakan titran reduktor.
- Indikator: Perubahan warna dapat terjadi karena titran itu sendiri ($\text{KMnO}_4$ berwarna), atau menggunakan indikator redoks spesifik (misalnya Ferroin).
5.4 Perhitungan Volumetri
Perhitungan dalam volumetri selalu didasarkan pada konsep stoikiometri dan hukum kesetaraan.
Pada Titik Ekuivalen:
$$\text{Mol Titran} = \text{Mol Analit} \times \text{Rasio Stoikiometri}$$
Atau, untuk reaksi 1:1 (misalnya EDTA-Logam):
$$\text{Mol Titran} = \text{Mol Analit}$$
$$M_{\text{titran}} \times V_{\text{titran}} = M_{\text{analit}} \times V_{\text{analit}}$$
Setelah $M_{\text{analit}}$ ditemukan, massa analit dalam sampel dapat dihitung untuk menentukan kadarnya.

Leave a Reply