Oleh: Erni Ratna Dewi (Dirangkum dari Jurnal PEMBELAJAR, Vol. 2 No. 1, 2018)

Dalam dunia pendidikan, pemilihan metode pengajaran yang tepat menjadi kunci untuk menciptakan proses belajar yang efektif, efisien, dan berkualitas. Lantas, bagaimana perbandingan antara metode pembelajaran modern dan konvensional yang diterapkan di jenjang Sekolah Menengah Atas (SMA)?

Sebuah penelitian kualitatif yang dilakukan oleh Erni Ratna Dewi mengamati penerapan metode-metode ini pada 21 SMA negeri di Kota Makassar, dengan tujuan menganalisis efektivitas, efisiensi, dan kualitasnya.

1. Konsep Inti: Pentingnya Metode Resistensi

Pengembangan metode pembelajaran, baik modern maupun konvensional, membutuhkan adanya metode resistensi.

Metode resistensi adalah kemampuan guru untuk “mendengarkan” siswa, sementara siswa diberi ruang untuk berbicara, membaca, mempraktikkan, dan melakukan tindakan pembelajaran yang tentatif dan konstruktif. Tujuannya adalah untuk menciptakan suasana pembelajaran yang lebih hidup, mudah, dan cermat.

2. Model Pembelajaran yang Paling Diterapkan dan Diterima

Penelitian ini mengidentifikasi model-model pembelajaran yang paling representatif dalam proses belajar-mengajar di SMA:

Jenis TemuanModel Paling RepresentatifModel Paling Diterima Siswa
Model PembelajaranModel Pembelajaran Kooperatif (Model 2)Model Pembelajaran Matematika Realistik (Model 7)

Model Pembelajaran Kooperatif (Cooperative Learning) ditemukan paling banyak dikembangkan dan diterapkan oleh guru. Sementara itu, Model Pembelajaran Matematika Realistik (PMR) adalah model yang paling diterima oleh siswa dalam proses belajar mengajar, melebihi model peningkatan kemampuan berpikir.

3. Metode Pembelajaran Pilihan Guru dan Siswa

Selain model, penelitian juga mengidentifikasi metode mengajar spesifik yang paling dominan dan efektif:

  • Pilihan Guru: Metode yang paling representatif dikembangkan dan diterapkan oleh guru SMA adalah Metode Demonstrasi (Metode 2).
  • Pilihan Siswa: Metode pembelajaran yang paling diterima oleh siswa adalah Metode Diskusi Panel dan Debat (Metode 3). Hal ini menunjukkan bahwa metode yang mendorong interaksi dan komunikasi aktif lebih disukai oleh peserta didik.

Kesimpulan

Secara keseluruhan, hasil penelitian menyimpulkan bahwa metode pembelajaran modern dan konvensional yang diterapkan oleh guru SMA dan diterima oleh siswa sudah dapat dikatakan efisien, efektif, dan berkualitas dalam penerapannya selama periode 2013 hingga 2017.

Penemuan ini menegaskan bahwa kombinasi metode, terutama yang melibatkan aktivitas dan diskusi (Diskusi Panel) serta praktik nyata (Demonstrasi) yang dipadukan dengan prinsip Cooperative Learning, adalah pendekatan yang berhasil dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di jenjang SMA.


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *