Abstrak
Sosiologi, sebagai ilmu yang mempelajari masyarakat, ditandai oleh kekayaan dan pluralitas teoretis. Artikel ini bertujuan untuk meninjau perkembangan historis teori sosiologi, mulai dari kelahiran disiplin ini pada Abad Pencerahan, dan mengidentifikasi serta menganalisis tiga paradigma utama yang menjadi kerangka dasar pemikiran sosiologis kontemporer. Paradigma-paradigma ini adalah Fakta Sosial (Makro-Obyektif), Definisi Sosial (Mikro-Subyektif), dan Perilaku Sosial (Mikro-Obyektif). Pemahaman terhadap triaksis paradigma ini sangat penting bagi ilmuwan sosial untuk menempatkan dan mengevaluasi beragam teori, sekaligus memahami sifat multi-paradigmatis (berparadigma ganda) dari ilmu sosiologi.
1. Pendahuluan
Sosiologi lahir sebagai respons intelektual terhadap perubahan sosial radikal di Eropa pada abad ke-19, khususnya yang dipicu oleh Revolusi Politik (seperti Revolusi Prancis) dan Revolusi Industri. Perubahan ini menimbulkan chaos dan gejolak sosial yang mendorong para pemikir untuk mencari dasar-dasar baru demi terciptanya integrasi dan keteraturan masyarakat.
Auguste Comte, yang mencetuskan istilah sosiologi, bersama dengan tokoh-tokoh klasik seperti Emile Durkheim, Karl Marx, dan Max Weber, meletakkan fondasi pemikiran yang kemudian bercabang menjadi berbagai teori dan perspektif. Perkembangan teori sosiologi tidaklah linear, melainkan terus berdinamika, di mana teori lama dikritisi, diperbaiki, dan menghasilkan teori baru.
Kerangka berpikir untuk mengorganisasi keberagaman teori ini dikenal sebagai paradigma. Menurut George Ritzer, paradigma adalah pandangan mendasar tentang apa yang menjadi pokok persoalan (subject matter) dari ilmu sosiologi, dan bagaimana persoalan itu harus dianalisis.
2. Tiga Paradigma Utama (George Ritzer)
Dalam sosiologi modern, terutama yang dipopulerkan oleh George Ritzer, terdapat tiga paradigma besar yang membagi fokus kajian berdasarkan tingkatan realitas sosial (Makro vs. Mikro) dan sifat realitasnya (Obyektif vs. Subyektif).
| Paradigma | Fokus Kajian Utama | Tingkat Realitas | Tokoh Utama | Teori Pendukung |
| Fakta Sosial | Struktur dan Pranata Sosial yang memaksa individu. | Makro-Obyektif | รmile Durkheim, Karl Marx, Talcott Parsons | Fungsionalisme Struktural, Teori Konflik |
| Definisi Sosial | Tindakan Sosial dan pemaknaan subyektif oleh individu. | Mikro-Subyektif | Max Weber, George Herbert Mead, Alfred Schutz | Interaksionisme Simbolik, Fenomenologi, Teori Aksi |
| Perilaku Sosial | Perilaku Individu yang dipengaruhi oleh reward dan punishment. | Mikro-Obyektif | B.F. Skinner, George Homans | Teori Pertukaran (Exchange Theory) |
2.1. Paradigma Fakta Sosial (Makro-Obyektif)
Paradigma ini memandang masyarakat melalui struktur sosial (hukum, birokrasi, sistem ekonomi) dan institusi sosial yang berada di luar individu dan memiliki kekuatan memaksa.
- Inti Pemikiran: Individu dikendalikan dan dibentuk oleh aturan, norma, dan moralitas umum masyarakat. Perilaku seseorang dapat dijelaskan oleh faktor-faktor kolektif ini.
- Contoh Teori:
- Fungsionalisme Struktural (Durkheim, Parsons): Menekankan pentingnya fungsi setiap bagian masyarakat (lembaga) dalam menjaga stabilitas dan keteraturan sistem secara keseluruhan (Adaptation, Goal Attainment, Integration, Latency/AGIL).
- Teori Konflik (Marx): Berfokus pada pertentangan, ketidaksetaraan, dan perebutan sumber daya atau kekuasaan antar kelompok di dalam struktur sosial.
2.2. Paradigma Definisi Sosial (Mikro-Subyektif)
Paradigma ini berfokus pada individu sebagai subjek dan menekankan pentingnya makna, interpretasi, dan pemahaman (verstehen) dalam interaksi sosial.
- Inti Pemikiran: Realitas sosial diciptakan melalui pemahaman individu. Tindakan sosial didorong oleh kesadaran diri dan tujuan yang disengaja.
- Contoh Teori:
- Teori Tindakan Sosial (Weber): Menjelaskan bahwa tindakan individu didorong oleh motif, kesadaran, dan pertimbangan rasional.
- Interaksionisme Simbolik (Mead, Blumer): Menjelaskan bahwa makna sosial terbentuk melalui interaksi dan penggunaan simbol-simbol (bahasa, gestur) yang diinterpretasikan secara dinamis oleh individu.
2.3. Paradigma Perilaku Sosial (Mikro-Obyektif)
Paradigma ini berakar dari psikologi behaviorisme, memandang perilaku sebagai hubungan kausal antara stimulus dan respons.
- Inti Pemikiran: Perilaku individu cenderung diulang jika mendapatkan penghargaan (reward) dan akan berkurang jika mendapatkan hukuman (punishment). Sosiologi dalam paradigma ini mempelajari tingkah laku yang dapat diamati dan potensi pengulangannya.
- Contoh Teori: Teori Pertukaran Sosial (Social Exchange Theory), yang melihat interaksi sebagai pertukaran timbal balik yang bertujuan memaksimalkan keuntungan dan meminimalkan kerugian.
3. Implikasi dan Perkembangan Kontemporer
Sosiologi disebut sebagai ilmu yang berparadigma ganda (multiparadigmatic). Keberadaan tiga paradigma yang berbeda dan bahkan saling bertentangan ini menunjukkan bahwa tidak ada satu pun perspektif yang mampu menjelaskan realitas sosial secara menyeluruh.
Dalam perkembangan teori sosiologi modern (Abad ke-21), muncul upaya untuk menjembatani jurang pemisah antara paradigma Makro (Fakta Sosial) dan Mikro (Definisi Sosial), seperti yang terlihat dalam karya sosiolog kontemporer:
- Anthony Giddens dengan Teori Strukturasi: Berusaha menunjukkan bahwa struktur dan agensi (tindakan individu) saling membentuk dan tidak dapat dipisahkan.
- Pierre Bourdieu dengan konsep Habitus dan Medan (Field): Menjelaskan bagaimana struktur sosial (lapangan/medan) diinternalisasi oleh individu (habitus) dan memandu praktik sosial mereka.
Dengan demikian, teori sosiologi terus berkembang, bergerak dari fokus pada teori-teori makro yang bersifat objektif menuju teori-teori kontemporer yang lebih kompleks dan berupaya menyatukan berbagai level analisis.
Kata Kunci
Paradigma Sosiologi, Fakta Sosial, Definisi Sosial, Perilaku Sosial, George Ritzer, Teori Konflik, Fungsionalisme Struktural, Interaksionisme Simbolik.
Daftar Pustaka
Daftar pustaka ini disusun berdasarkan informasi yang terdeteksi dari hasil pencarian (George Ritzer, tokoh klasik, teori, dan buku-buku referensi utama sosiologi).
- Kinloch, Graham C. (2005). Perkembangan dan Paradigma Utama Teori Sosiologi (Terjemahan dari Sociological Theory: Its Development and Major Paradigms). Bandung: Pustaka Setia.
- Ritzer, George. (2016/2021). Paradigma Dasar Dalam Kajian Ilmu Sosial. Wissen: Jurnal Penelitian, Pendidikan dan Pengembangan Keilmuan Keislaman, [dikutip dari sumber 1.2, 2.2, 2.5].
- Tirto.id. (2025). 3 Paradigma Sosiologi, Pengertian, dan Contohnya. [dikutip dari sumber 2.2].
- Kompasiana. (2022). Paradigma Sosiologi dalam Teori Sosiologi Modern. [dikutip dari sumber 2.6].
- Gramedia Literasi. (n.d.). Teori Sosiologi: Sejarah, Pengertian, Penyebab. [dikutip dari sumber 1.3].
- Kumparan.com. (2023). Paradigma Utama Sosiologi Menurut George Ritzer yang Perlu Dipahami. [dikutip dari sumber 2.4].
- DetikEdu. (2022). Berikut Sejarah Perkembangan Sosiologi dari Tahun ke Tahun. [dikutip dari sumber 3.3].
- STAI Al-Hidayah Bogor. (2021). Perkembangan Teori Sosial. [dikutip dari sumber 1.7].
- An-nur.ac.id. (2024). Paradigma Sosiologi: Pengertian, Macam, Teori, Tokoh, dan Bahasannya. [dikutip dari sumber 1.4].
- Tirto.id. (2025). Mengenal 10 Teori Sosiologi Modern dan Contohnya. [dikutip dari sumber 3.2].

Leave a Reply