Penelitian ini bertujuan mengkaji secara mendalam implementasi Program Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang dicanangkan oleh pemerintah pada jenjang Sekolah Menengah Pertama (SMP), khususnya di SMP IT Insan Harapan Kota Tangerang Selatan. GLS merupakan inisiatif penting untuk membangun budaya membaca dan menulis siswa sebagai bekal keterampilan abad ke-21.

Metodologi Penelitian

Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif untuk mendapatkan gambaran utuh mengenai pelaksanaan program di lapangan. Data dikumpulkan melalui tiga instrumen utama: wawancara (kepada Kepala Sekolah, Wakil Kepala Sekolah Bidang Kurikulum, Guru, dan Peserta Didik), observasi, serta dokumentasi.


Temuan Utama Implementasi GLS

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah di SMP IT Insan Harapan belum dilaksanakan secara rutin dan konsisten. Meskipun demikian, pihak sekolah telah berupaya mengintegrasikan GLS melalui beberapa strategi:

Upaya Pendukung Sekolah

Sekolah telah mengambil langkah-langkah konkret untuk mendorong literasi, meliputi:

  1. Penyediaan Sumber Bacaan: Mengupayakan ketersediaan buku bacaan yang beragam untuk memenuhi minat siswa.
  2. Kegiatan Khusus: Mengadakan kegiatan “2 Jam Membaca” yang dijadwalkan pada hari Jumat.
  3. Literasi Rutin Harian: Melaksanakan sesi 15 menit membaca wajib sebelum jam pembelajaran formal dimulai.
  4. Fasilitas Pendukung: Pembentukan laboratorium komputer (warnet sekolah) sebagai sarana pendukung belajar dan mencari informasi.

Hambatan yang Dihadapi

Implementasi program mengalami kendala signifikan yang menyebabkan kurangnya rutinitas dan efektivitas:

  • Inkonsistensi Pelaksanaan: Terdapat ketidakpatuhan terhadap jadwal, terutama pada sesi membaca 15 menit harian.
  • Jadwal Tidak Rutin: Kegiatan membaca intensif selama dua jam mingguan sering kali tidak terlaksana sesuai rencana.
  • Keterbatasan Sarana: Kurangnya fasilitas dan prasarana perpustakaan yang memadai menjadi penghambat utama.
  • Pengawasan Minim: Pengawasan terhadap implementasi GLS di kelas maupun di luar jam pelajaran dirasa masih kurang.

Kesimpulan dan Rekomendasi

Secara keseluruhan, implementasi GLS di SMP IT Insan Harapan menunjukkan adanya inisiatif, namun masih terhambat oleh masalah konsistensi dan ketersediaan sumber daya.

Untuk mencapai tujuan Gerakan Literasi Sekolah secara optimal, diperlukan dukungan kuat dan sinergi dari seluruh pemangku kepentingan sekolah, termasuk pengawas, Kepala Sekolah, dan Komite Sekolah, guna memastikan program terlaksana secara berkelanjutan dan terawasi.

source : https://ejournal.iainkerinci.ac.id/index.php/tarbawi/article/view/496


Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *