Bab ini adalah inti dari Astrometri, karena menjelaskan bagaimana posisi benda langit didefinisikan, diukur, dan dilaporkan secara standar.
1. Konsep Dasar: Bola Langit (Celestial Sphere)
Untuk menyederhanakan lokasi objek, astronom membayangkan Bola Langit (Celestial Sphere), yaitu sebuah bola imajiner dengan jari-jari tak terhingga yang mengelilingi Bumi. Semua benda langit (bintang, planet, galaksi) terlihat seperti diproyeksikan ke permukaan bagian dalam bola ini.
Konsep-konsep utama pada Bola Langit adalah analog dengan sistem koordinat Bumi:
- Ekuator Langit (Celestial Equator): Proyeksi Ekuator Bumi ke Bola Langit. Membagi langit menjadi Belahan Utara dan Selatan.
- Kutub Langit (Celestial Poles): Proyeksi Kutub Utara dan Selatan Bumi ke Bola Langit.
2. Sistem Koordinat Ekuator
Sistem koordinat ini adalah yang paling umum dan fundamental dalam Astrometri karena relatif tidak bergantung pada lokasi pengamat di Bumi. Sistem ini menggunakan Ekuator Langit sebagai bidang dasarnya.
Dua koordinat utama dalam sistem ini adalah:
A. Asensiorekta (Right Ascension, $\alpha$)
- Analog dengan Bujur di Bumi.
- Diukur sepanjang Ekuator Langit, dimulai dari titik nol yang disebut Titik Musim Semi (Vernal Equinox atau Titik Aries).
- Satuan pengukuran adalah waktu (jam, menit, detik) karena terkait dengan rotasi Bumi. Satu putaran penuh (360ยฐ) setara dengan 24 jam.
- $1 \text{ jam} = 15^\circ$
- Menentukan posisi timur-barat objek.
B. Deklinasi (Declination, $\delta$)
- Analog dengan Lintang di Bumi.
- Diukur dalam derajat sudut dari Ekuator Langit ke Kutub Langit.
- Satuan pengukuran adalah derajat busur (derajat, menit busur ($’$), detik busur ($”$)).
- Nilai: $\text{dari } +90^\circ \text{ (Kutub Langit Utara) hingga } -90^\circ \text{ (Kutub Langit Selatan).}$
- Menentukan posisi utara-selatan objek.
3. Kerangka Referensi Langit (Celestial Reference Frame)
Posisi yang diukur dalam sistem koordinat harus dihubungkan ke titik acuan yang stabil. Seiring waktu, posisi bintang tampak berubah karena Gerak Diri (Bab 4) dan presesi sumbu Bumi.
- Kerangka Referensi: Astrometri modern menggunakan International Celestial Reference Frame (ICRF), yang merupakan realisasi fisik dari International Celestial Reference System (ICRS).
- Definisi ICRF: Didefinisikan oleh posisi sangat presisi dari ratusan kuasar (quasars). Kuasar dipilih karena mereka adalah objek ekstragalaksi yang sangat jauh, sehingga praktis dapat dianggap diam dan tidak menunjukkan Gerak Diri. Hal ini memberikan titik nol (titik asal) yang sangat stabil untuk semua pengukuran posisi lainnya.
- Epoch: Katalog bintang juga harus mencantumkan epoch (waktu pengukuran) karena posisi bintang berubah dari waktu ke waktu. Contohnya, posisi bintang sering merujuk ke epoch J2000.0 (Tengah hari pada 1 Januari 2000).
4. Sistem Koordinat Lainnya (Ringkasan)
Meskipun Sistem Ekuator adalah standar, Astrometri juga menggunakan sistem lain untuk tujuan khusus:
| Sistem Koordinat | Bidang Dasar | Aplikasi Utama |
| Horisontal | Bidang horizon lokal pengamat | Digunakan untuk mengarahkan teleskop (Azimuth dan Ketinggian). Posisi berubah seiring rotasi Bumi. |
| Ekliptika | Bidang orbit Bumi mengelilingi Matahari | Digunakan untuk melacak pergerakan Matahari, Bulan, dan planet Tata Surya (Longitudo dan Latitudo Ekliptika). |
| Galaksi | Bidang utama Galaksi Bima Sakti | Digunakan untuk mempelajari distribusi dan kinematika bintang di dalam Galaksi kita (Longitudo dan Latitudo Galaksi). |

Leave a Reply